Isnin, Julai 06, 2009

Kids Cashier


Kids Cashier is a mobile educational game that allows children to learn Mathematics while playing the game. Mathematics, especially Money Topics, is an important subject in the early education of our children. Money Topic is chosen because it is special. The numbers that are involved in the Money Topic Mathematics operations also include numbers with decimal places. This introduces more difficulty level to learn and to teach children at early ages of 6 to 9 years old.

The objectives of this product are:
1) To integrate money topics in Primary School Mathematics syllabus with mobile game-based learning techniques
2) To design & implement the Money Topics for usages on affordable mobile phones to enable children to learn anytime, anywhere while playing the edugames in a fun, interesting, and engaging way.
3) To cover basic operations for addition, subtraction, and multiplication using 1 cent to $100.

Training is provided for new players. The missions of the game are:
Mission 1: to be able to perform basic operations using 1 cent to 99 cents at a Candy Shop.
Mission 2: to be able to perform basic operations using $1 to $9.99 at an Ice Cream Shop.
Mission 3: to be able to perform basic operations using $10 to $100 at a Toys Shop.

Players play as a cashier at each shop. Their tasks are to provide the correct balance for things that customers buy from the shop within a given time frame. Players will not get the same problem to solve because the problem is generated randomly for each attempt they make.

The player efficiency level is also measured where players will get more marks if they are able to select the least number of coins and dollars for the balance given to customers.

Jumaat, Januari 16, 2009

MELAYU

Melayu itu orang yang bijaksana
Nakalnya bersulam jenaka
Budi bahasanya tidak terkira
Kurang ajarnya tetap santun
Jika menipu pun masih bersopan
Bila mengampu bijak beralas tangan.

Melayu itu berani jika bersalah
Kecut takut kerana benar,
Janji simpan di perut
Selalu pecah di mulut,
Biar mati adat
Jangan mati anak.

Melayu di tanah Semenanjung luas maknanya:
Jawa itu Melayu, Bugis itu Melayu
Banjar juga disebut Melayu, Minangkabau
memang Melayu,
Keturunan Acheh adalah Melayu,
Jakun dan Sakai asli Melayu,
Arab dan Pakistani, semua Melayu
Mamak dan Malbari serap ke Melayu
Malah mua'alaf bertakrif Melayu.

Dalam sejarahnya
Melayu itu pengembara lautan
Melorongkan jalur sejarah zaman
Begitu luas daerah sempadan
Sayangnya kini segala kehilangan

Melayu itu kaya falsafahnya
Kias kata bidal pusaka
Akar budi bersulamkan daya
Gedung akal laut bicara

Malangnya Melayu itu kuat bersorak
Terlalu ghairah pesta temasya
Sedangkan kampung telah tergadai
Sawah sejalur tinggal sejengkal
tanah sebidang mudah terjual

Meski telah memiliki telaga
Tangan masih memegang tali
Sedang orang mencapai timba.

Berbuahlah pisang tiga kali
Melayu itu masih bermimpi
Walaupun sudah mengenal universiti
Masih berdagang di rumah sendiri.

Berkelahi cara Melayu
Menikam dengan pantun
Menyanggah dengan senyum
Marahnya dengan diam
Merendah bukan menyembah
Meninggi bukan melonjak.

Watak Melayu menolak permusuhan
Setia dan sabar tiada sempadan
Tapi jika marah tak nampak telinga
Musuh dicari ke lubang cacing
Tak dapat tanduk telinga dijinjing
Maruah dan agama dihina jangan
Hebat amuknya tak kenal lawan

Berdamai cara Melayu indah sekali
Silaturrahim hati yang murni
Maaf diungkap senantiasa bersahut
Tangan diulur sentiasa bersambut
Luka pun tidak lagi berparut

Baiknya hati Melayu itu tak terbandingkan
Selagi yang ada sanggup diberikan
Sehingga tercipta sebuah kiasan:

"Dagang lalu nasi ditanakkan
Suami pulang lapar tak makan
Kera di hutan disusu-susukan
Anak di pangkuan mati kebuluran"

Bagaimanakah Melayu abad dua puluh satu
Masihkan tunduk tersipu-sipu?
Jangan takut melanggar pantang
Jika pantang menghalang kemajuan;
Jangan segan menentang larangan
Jika yakin kepada kebenaran;
Jangan malu mengucapkan keyakinan
Jika percaya kepada keadilan

Jadilah bangsa yang bijaksana
Memegang tali memegang timba
Memiliki ekonomi mencipta budaya
Menjadi tuan di negara Merdeka

-Usman Awang